Luwu – maupa.id – “Rumah Kompos,” demikian nama usaha produksi pupuk kompos Desa Bone Lemo Kecamatan Bajo Barat Kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi Selatan. Rumah Kompos ini dikelola Kelompok Kader Lingkungan Desa Bone Lemo. Ibu Kalsum, Bendahara Rumah Kompos Bone Lemo, yang ditemui di Rumah Kompos Bone Lemo mengatakan kelompoknya sudah mampu memproduksi pupuk kompos yang cocok untuk tanaman bawang merah, tomat dan lombok.
Kalsum yang didampingi pengelola Rumah Kompos, Mama Tasya, mengatakan pupuk kompos yang diproduksi sudah digunakan pada tanaman jenis palawija.
“Saya sudah gunakan di kebun saya. Saya tanam tomat dan Lombok. Hasilnya bagus. Juga sudah digunakan di tanaman bawang merah di kebun Pak Desa (Desa Bone Lemo, red). Hasilnya juga bagus, bawangnya besar-besar,” jelas Kalsum meyakinkan.
Kalsum kemudian menunjukkan alat-alat produksi, bahan baku yang digunakan dan contoh hasil pupuk kompos yang telah diproduksi. Salah satu alat produksi yang ditunjukkan adalah mesin pengaduk kompos.
“Mesin itu, ya, itu yang merah. Itu mesin pengaduk bantuan Masmindo, Pak. Yang itu mesin pemotong bahan baku. Itu dari Desa Bone Lemo,” jelas Kalsum seraya menunjukkan dua mesin copper.
Menanggapi tentang apakah rumah kompos ini masih memproduksi, Kalsum mengatakan masih berproduksi. Hanya saja ada anggota yang mengundurkan diri karena sibuk juga mengurus kebun sendiri. Selain itu, produksi pupuk kompos yang melimpah belum memiliki pasar yang luas.

“Kita butuh pemasaran Pak. Kalau pemasaran banyak maka produksi pasti banyak karena ketersediaan bahan baku cukup,” jelas Kalsum.
Sebagaimana diakui Kalsum, pihak MDA juga beberapa kali membeli pupuk kompos di kelompok ini.
Terkait ketersediaan bahan baku, pada mulanya, tutur Kalsum, bahan baku jenis kotorang kambing (kohe) agak sulit karena harus mendatangkan dari kampung tetangga. Tapi setelah Pemerintah Desa Bone Lemo memberikan bantuan kambing maka kebutuhan bahan baku kohe sudah dapat terpenuhi.
Sementara itu, di tempat terpisah, Kepala Desa Bone Lemo, Tomakaka Baso, SH mengatakan produksi pupuk kompos oleh Kader Lingkungan Desa Bone Lemo sudah diuji di beberapa tempat. Bahkan pernah diuji coba pada tanaman bawang merah di Enrekang.
“Memang kita butuh juga uji laboratorium untuk menentukan komposisi kandungan kompos ini. Sehingga dapat dijual bebas secara umum kepada masyarakat luas,” jelas Baso.

Program ini, jelas Baso, merupakan bagian dari peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) di Bone Lemo. Pada awalnya dilakukan pelatihan kemudian dipraktekkan sampai akhirnya bisa berproduksi.
“Berbicara pupuk kompos, itu kita bicara ekonomi, kesehatan, pengelolaan limbah dan ketersediaan pupuk yang sering langka di petani. Memang diakui masih ada kendala tapi jika terus dikembangkan, akan berhasil,” tandas Baso, SH.
Penulis: Syamsuddin Simmau
Editor: Muhammad Fauzy Ramadhan
Foto/video: Imran Herman