Parepare – Maupa.id – Bulan Ramadhan adalah bulan kesembilan dalam kalender Hijriyah. Bulan ini, dalam ajaran Islam, mewajibkan muslim dan muslimah berpuasa selama sebulan penuh. Puasa bukan hanya tentang menahan diri dari makan dan minum. Lebih dari itu, kita diwajibkan menahan hawa nafsu. Salah satu cara untuk menahan godaan hawa nafsu adalah mengisi keseharian ataupun waktu senggang dengan membaca rekomendasi buku. Berikut ini adalah lima buku yang cocok dibaca selama bulan Ramadhan.
- Berapa Luas Tanah yang Dibutuhkan Seorang Manusia? – Leo Tolstoy
Leo Tolstoy menghadirkan sebuah kumpulan cerita pendek yang sederhana namun memiliki makna yang dalam. Salah satu cerita dalam buku ini adalah kisah seorang petani bernama Pahom yang terobsesi untuk mendapatkan tanah sebanyak-banyaknya. Ia meyakini bahwa semakin banyak tanah yang dimilikinya, semakin bahagia hidupnya. Namun, nafsu yang terus tumbuh itu justru membawa kehancuran baginya. Selain kisah tentang Pahom, ada beberapa kisah juga dalam buku ini yang dapat menggugah sisi kemanusian kita.
Membaca kisah ini di bulan Ramadhan mengingatkan kita bahwa kebahagiaan bukanlah tentang seberapa banyak yang kita kumpulkan, melainkan tentang bagaimana kita merasa cukup dan bersyukur dengan apa yang dimiliki. Seperti ibadah puasa yang mengajarkan manusia untuk mengendalikan keinginan duniawi, buku ini adalah refleksi yang sempurna untuk memahami bahwa kerakusan tidak akan pernah membawa kepuasan.
- The Little Prince (Pangeran Kecil) – Antoine de Saint-Exupéry
The Little Prince adalah kisah yang menggambarkan perjalanan seorang pangeran kecil dari planet ke planet, bertemu dengan berbagai karakter yang mewakili berbagai sifat manusia. Sifat-sifat tersebut diantaranya adalah kesombongan, keserakahan, ketergantungan, dan kekosongan makna.
Pangeran kecil bertemu dengan karakter-karakter absurd selama petualangannya. Namun, dari absurditas karakter-karakter tersebut, pangeran kecil belajar tentang nilai cinta, kepedulian, dan ketulusan. Kisah tersebut seperti halnya dengan Ramadhan yang mengajarkan untuk memperbaiki hati, menghilangkan sifat-sifat buruk, dan memperdalam hubungan dengan Tuhan serta sesama. Karya ini mengingatkan kita bahwa yang paling berharga dalam hidup bukanlah apa yang terlihat dari luar, tetapi yang dirasakan dengan hati.
- Lelaki Tua dan Laut – Ernest Hemingway
Buku ini mengisahkan tentang seorang nelayan tua yang bernama Santiago. Santiago, dalam kisah tersebut digambarkan sebagai nelayan yang gigih. Ia menghadapi pertempuran besar melawan ikan marlin di tengah lautan. Meskipun Santiago akhirnya kalah karena ikan hasil tangkapannya dimakan oleh hiu sebelum sampai ke daratan, keteguhan hatinya tidak pernah goyah.
Hemingway menggambarkan bahwa kemenangan sejati bukanlah tentang hasil akhir, melainkan bagaimana seseorang tetap tegar dan sabar dalam menghadapi segala ujian. Seperti halnya di Bulan Ramadhan yang mengajarkan ketabahan, ketekunan, dan menerima hasil dari setiap usaha dengan ikhlas. Kisah Santiago adalah cerminan dari perjuangan setiap manusia dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.
- Animal Farm – George Orwell
Animal Farm adalah sebuah kisah yang terkenal sebagai alegori politik yang mengkritik kekuasaan totaliter. Novel ini juga menawarkan refleksi mendalam tentang sifat manusia. Sifat-sifat tersebut diantaranya adalah kerakusan, pengkhianatan, dan kesombongan. Orwell menunjukkan bahwa kekuasaan yang tidak terkontrol dapat merusak nilai-nilai luhur yang semula diperjuangkan.
Buku ini mengingatkan kita bahwa perjuangan melawan sifat buruk harus dimulai dari diri sendiri. Seperti halnya Orwell menggambarkan bagaimana cita-cita yang mulia dapat berubah menjadi korupsi karena ketidakmampuan mengendalikan diri. Ramadhan mengajarkan pentingnya menjaga ketulusan niat dan menghindari sifat-sifat buruk.
- The Stranger (Orang Asing) – Albert Camus
Karya Camus ini mengisahkan kehidupan Meursault. Ia adalah seorang pria yang menjalani hidupnya dengan ketidakpedulian dan ketidakbermaknaan. Ia menghadapi dunia dengan sikap dingin, hingga pada akhirnya ia harus menghadapi kenyataan hidup dan mati. Situasi tersebut mengajarkannya bahwa ketidakhadiran makna hanyalah hasil dari keterasingan yang ia ciptakan sendiri.
Membaca The Stranger di bulan Ramadhan mengundang kita untuk merenung. Apakah hidup yang kita jalani hanya merupakan serangkaian rutinitas tanpa tujuan? Atau justru kesempatan untuk menemukan makna sejati dari setiap pengalaman?. Seperti halnya puasa, bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi menemukan makna sejati dari puasa itu sendiri.
Kelima rekomendasi buku ini adalah buku yang cukup sederhana namun memiliki makna yang dalam. Kesederhanan dalam kisah – kisah ini membuat kita tidak bosan membacanya secara berulang. Miliki bukunya segera di toko buku favorit anda.
Penulis: Ilham Alfais
Editor: Muhammad Fauzy Ramadhan