Tips dan Trik Merintis Toko Buku, Bisnis Cuan nan Mulia

Buku adalah jendela dunia, begitulah mungkin salah satu peribahasa yang memaknai buku sebagai jalan untuk melihat dunia dari kumpulan lembaran berisikan ilmu pengetahuan. Tapi tak semua orang betul-betul menyukai membaca buku, apalagi ingin menjadi penjual buku. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor. Banyak orang enggan membuang waktunya untuk membaca buku. Menurut UNESCO atau Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa menyebutkan indeks minat baca masyarakat Indonesia hanya mencapai angka  0,001% atau dengan kata lain dari 1,000 orang Indonesia hanya 1 orang yang rajin membaca. Jelas fakta ini sangat miris, mengingat jajaran pendiri bangsa Indonesia yang dikenal sangat kental dengan literasinya. Sebut saja bung hatta yang memiliki segudang buku di rumahnya, Tan Malaka dengan beberapa karya bukunya seperti MADILOG dan masih banyak lagi.

Menjadi penjual buku atau pustakawan merupakan pekerjaan yang terbilang mulia, sebab dari merekalah yang menyebarkan ilmu pengetahuan, darinyalah kita dapat banyak belajar tentang bagaimana kehidupan ini bekerja. Namun pekerjaan yang satu ini sangat kurang dilirik, sebab resikonya yang tinggi. Jika anda mungkin bertanya kepada anak tetangga anda sendiri tentang apa pekerjaan yang hendak ia jalani, sangat sedikit yang menjawab ingin menjadi pustakawan atau penjual buku dan memilih pekerjaan lain yang lebih layak dan dipikir pendapatannya lebih menggiurkan. Padahal, sejarah ditulis oleh penulis yang mereka tuangkan dalam lembaran demi lembaran. Banyak juga toko buku yang telah gulung tikar karena tidak dapat bersaing dengan toko buku yang lebih besar, karena memang tidak setiap hari orang membeli buku, lebih memilih membeli barang lainnya yang mereka anggap lebih menarik dan bermanfaat bagi dirinya.

Tim maupa.id berkesempatan mewawancarai salah seorang pebisnis toko buku di salah satu kota di Sulawesi Selatan tepatnya di Parepare yang bertahan hingga kini. Azwar Radhif adalah pemuda pendiri toko buku bernama Interaksi Book. Azwar yang sempat berkuliah di Universitas Hasanuddin Makassar dan telah menyelesaikannya di jenjang sarjana, lebih memilih untuk pulang ke kampunganya sendiri. Menurutnya, alasan mengapa ia pulang kampung untuk membuat toko buku, karena di kampungnya sendiri masih sangat sedikit toko-toko buku yang ada di kotanya. Ia memberanikan dirinya untuk tetap pada pendiriannya mengambil resiko yang besar dan memulai bisnis toko bukunya, apapun yang terjadi kedepannya. Semakin banyak pemuda seperti Azwar Radhif, semakin tinggi pula proyeksi peningkatan minat baca buku masyarakat Indonesia. Ada beberapa yang ia ungkapkan kepada kami tentang alasan memilih merintis toko bukunya dan juga ia membagikan beberapa tips dan trik bagaimana ia memulai dan menjalankan bisnisnya. Berikut beberapa tips dan trik bagaimana merintis dan membangun bisnis toko buku:

Lihat Juga:  Pendidikan Menumbuhkan Sayap di Punggung Kita

1. Manfaatkan ruang yang tersedia

Azwar radhif menceritakan pengalamannya bahwa ia membangun bisnis toko bukunya bermula dari adanya tempat(ruko) yang diberikan oleh keluarganya kemudian ia mencoba memanfaatkan dan menyulapnya menjadi toko buku yang menarik. Sebab jika anda juga ingin mengikuti jejak Azwar, jika anda memiliki ruang atau tempat yang diberikan secara cuma-cuma, modal untuk penyewaan atau pembelian tempat usaha pastinya akan berkurang dan itu sangat menguntungkan bagi anda. Jangan lupakan juga sebaiknya lokasinya juga strategis, sebab ini juga dapat menjadi salah satu faktor kesuksesan bisnis toko buku  anda

2. Usahakan kerjakan sendiri

Pekerjaan yang dimulai dengan jerih payah keringat kita sendiri adalah permulaan yang sangat baik. Sebab, biaya akan menggaji orang lain untuk membantu mendirikan bisnis akan sangat minim dan juga menguntungkan bagi anda. Mungkin biayanya dapat dialihkan ke pembelian aset jangka panjang atau pembelian tumpukan buku yang lebih banyak lagi.

3. Carilah toko buku dan mitra penerbit

Penerbit dan toko buku lainnya adalah mitra yang paling dapat membantu anda untuk membangun bisnis toko buku. Mulai dari stok yang terjamin hingga harga modal awal pembelian buku yang jauh relatif lebih murah untuk anda distribusikan lagi kepada pelanggan anda sendiri.

4. Ikuti apa yang sedang trend di media sosial

Apa yang sedang terjadi atau momen yang sedang trend di media sosial adalah salah satu cara untuk mengakali peningkatan penjualan. Misalnya saja yang sedang trend di masyarakat seperti masalah-masalah sosial yang lebih mendasar kepada kepribadian setiap individu, maka buku self improvement atau self reminder adalah salah satu contoh genre buku yang sangat layak dan menjanjikan untuk dijual. Menurut Azwar, saat ini paling banyak buku yang orang cari adalah buku bergenre novel dan self improvement.

5. Pemasaran yang tepat sasaran

Lihat Juga:  Perang Kota, Film Adaptasi Novel Mochtar Lubis "Jalan Tak Ada Ujung"
Azwar Radhif (kiri) sedang melapakkan bukunya. Dok: Azwar Radhif

Azwar mengaku menjalankan bisnisnya dengan beberapa langkah pemasaran, misalnya saja langsung mendatangi kampus-kampus yang berada dekat dari toko bukunya. Menurut pengalamannya, ia sempat menjajakan atau melapakkan bukunya di pelataran kampus-kampus dan membagikan stiker kepada khalayak. Hal ini tentu membuat toko buku anda semakin dikenal dan diketahui khalayak.

6. Jadikan pembeli sebagai teman

Jika anda dapat melebihi hubungan antara penjual dan pembeli anda, maka anda telah mendapatkan kunci bisnis anda sendiri. Pelanggan adalah raja menurut kami kurang tepat dijadikan sebagai patokan dalam berbisnis, namun lebih tepatnya pelanggan adalah teman. Pelanggan akan menaruh kepercayaan dan perasaan yang  bahagia jika anda memperlakukan pelanggan anda seperti teman karib anda sendiri.

Azwar Radhif(kiri) sedang berbincang santai bersama pengunjung toko bukunya. Dok: Azwar Radhif
Azwar Radhif(kiri) sedang berbincang santai bersama pengunjung toko bukunya. Dok: Azwar Radhif

7. Membuat toko buku menjadi lebih ramah dan santai bagi siapa saja

Toko buku Interaksi Book yang melangsungkan kegiatan diskusi. Dok: Azwar Radhif

Selama ini, stigma masyarakat tentang perpustakaan atau toko buku adalah salah satu tempat yang kaku dan penuh dengan keseriusan. Hal ini coba dihilangkan oleh Azwar Radhif, menurutnya stigma tersebut dapat dipinggirkan dengan beberapa cara. Membuka ruang toko buku selebar-lebarnya bagi siapapun yang hendak bersantai, berdialektika dan saling curhat adalah salah satu cara yang ampuh untuk menghilangkan stigma bahwa toko buku adalah tempat yang mengharuskan pelanggan untuk lebih serius dan menegangkan. Azwar mengaku ia membuka ruang antar komunitas untuk berbagi pikiran di dalam toko bukunya sendiri. Menurutnya, semakin banyak kegiatan yang  dapat berlangsung antar komunitas di dalam toko buku akan semakin meningkatkan pula rasa yang nyaman bagi siapa saja yang ingin berdialektika, memancing penalaran lebih mendalam tentang apa saja sebab-sebab yang terjadi di kehidupan kita sekarang dan yang akan datang untuk melahirkan solusi bagi setiap masalah.

Lihat Juga:  Cerita Pinrang Plants, Menanam Harapan dari Tanaman Tropis

8. Selalu menyediakan buku yang harganya relatif murah namun tidak murahan

Buku dengan harga yang lebih murah adalah pilihan utama oleh setiap pembeli. Namun tidak dapat dinafikkan saat ini kebanyakan buku memang memiliki harga yang mahal dan tak bisa dijangkau sebagian orang. Azwar menawarkan alternatif bagi siapa saja yang hendak memuaskan dahaga keingintahuannya melalui buku yang relatif lebih murah, misalnya saja buku dengan kategori buku cakar(bekas yang masih layak baca). Buku cakar adalah opsi bagi siapa saja yang tidak memiliki uang yang berlebih untuk membeli buku yang harganya mahal. Bukan jelek atau tidak layak lagi untuk dikoleksi, namun buku cakar tetap menyajikan fungsinya tersendiri, yaitu murah namun berisi.

Itulah beberapa tips dan trik bagi siapa saja yang hendak mendirikan dan merintis toko buku dari seorang Azwar Radhif, sebab pengalaman adalah guru terbaik bagi setiap manusia guna menjadikan kehidupan yang lebih baik di masa mendatang. Mulailah membaca dan tetaplah menjaga akal sehat.

Penulis: Muhammad Fauzy Ramadhan

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU

BERITA POPULER