Luwu – Maupa.id –Warung makan “SS” Rante Balla mudah ditemukan pada saat melakukan perjalanan menuju ke Desa Rante Balla dari arah Desa To’barru Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu. Bagaimana tidak, rumah makan “SS” terbilang paling besar di daerah ini. Usaha ini dibangun setelah pemiliknya menerima dana ganti rugi lahan dari PT. Masmindo Dwi Area (MDA).
Rumah makan “SS” sebenarnya juga adalah toko aneka kebutuhan pokok. Penataan barang dagangan termasuk rapi menyerupai “mart” pada umumnya. Di samping kiri dan kanan bangunan rumah makan dan toko “SS” ini terdapat dua rumah kayu berlantai dua yang dipersiapkan untuk rumah kos-kosan. Rumah makan “SS” ini adalah milik Ibu Siska. Siska adalah perempuan pengusaha asal Dusun Kandeapi Desa Rante Balla, Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu.
Siska menuturkan, usaha warung makan dan toko “SS” miliknya mulai beroperasi pada November 2024 silam. Ketika itu, ungkap Siska, sebelum membuka bisnis di jalan poros menuju Desa Rante Balla ini, ia dan orang tua beserta keluarganya tinggal di Dusun Kandeapi Desa Rante Balla. Setelah menerima dana pembebasan lahan dari PT. Masmindo Dwi Area (MDA) di Dusun Kandeapi, atas persetujuan orang tua dan keluarganya, Siska kemudian membeli lahan di pinggir jalan poros menuju Desa Rante Balla. Lokasi ini terbilang sangat strategis untuk kegiatan bisnis.

“Saya asli orang Rante Balla. Iya, sebelum di sini, saya dan keluarga tinggal di atas di Kandeapi. Setelah tanah di Kandeapi terjual, istilahnya ganti rugi lahan dari perusahaan (MDA, red), kami membeli lokasi di sini,” ungkap Siska.
Lebih jauh, di depan mobil “Toyota Rush” miliknya, yang diparkir di bawah kanopi toko SS, Siska menjelaskan, saat ini ia telah mempekerjakan tiga orang karyawan dari keluarga di usahanya ini.
Di samping “SS” Siska membangun dua rumah berlantai 2, salah satunya adalah rumah kayu yang unik. Kedua bangunan ini, jelas Siska, dipersiapkan untuk rumah kos-kosan.
“Ya, di samping ini memang direncanakan untuk rumah kos-kosan untuk lantai satu. Lantai duanya, rencana untuk tempat tinggal orang tua. Yang satunya lagi itu untuk rumah kos-kosan juga,” terang Siska.

Siska bukan hanya sebagai pengusaha rumah makan dan rumah kos-kosan tapi saat ini ia juga adalah suplayer buah untuk MDA. Menurutnya, ia membeli buah dari petani setempat untuk disuplai ke MDA. Tapi buah yang tidak ada di petani setempat seperti buah apel dan anggur, misalnya, ia kerja sama dengan distributor di Belopa.
“Kalau ada di petani di sini kami beli dari petani. Tapi kalau tidak ada terpaksa kami beli dari mitra kami di Belopa. Untuk Masmindo itu membeli produk buah dari petani di sini. Hanya ada beberapa mitranya masih mendatangkan buah dari luar. Kita harapkan, nantinya, Masmindo dan semua mitranya membeli semua kebutuhannya dari petani setempat saja,” hapar Siska.
Bagi Siska, keberadaan MDA diyakini mempercepat pertumbuhan dan perputaran ekonomi di wilayah Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu. Semoga keberadaan perusahaan ini semakin meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada saat perusahaan ini sudah beproduksi. Sebagai catatan, saat ini, MDA masih dalam tahap konstruksi. Semoga.
Penulis: Syamsuddin Simmau
Editor: Muhammad Fauzy Ramadhan