– Maupa.id – Dunia saat ini menghadapi berbagai masalah pada penyediaan pangan. Keterbatasan lahan, tingginya harga input produksi dan masalah produksi lainnya pada sektor pertanian, membuat biasanya harga produk pangan mengalami kenaikan. Belum lagi permasalahan distribusi yang mengorbankan kualitas khususnya kesegaran produk menjadi menurun, menyebabkan petani dan pedagang menjadi rugi. Microgreens (sayuran mungil) adalah salah satu solusi dari semua permasalahan tersebut.
Apakah anda pernah mendengar istilah “Microgreens”? atau apakah anda pernah mengonsumsi microgreens?. Microgreens adalah sayuran mungil atau tumbuhan muda yang memiliki banyak keunggulan dan manfaat. Menurut sejarah yang dikutip dari, microgreens pertama kali dikenal pada awal tahun 80an di SanFransisco, California. Koki di SanFransisco menggunakan microgreens ini sebagai pelengkap atau garnish pada menu masakannya.
Seiring perkembangan zaman, Microgreens mulai menyebar dan digunakan hingga ke berbagai benua, hingga ke Asia. Menurut buku yang berjudul “Budidaya Microgreens: Sayuran Kecil Kaya Nutrisi dan Menyehatkan” dijelaskan bahwa microgreens memiliki keunggulan seperti waktu panennya yang lebih singkat dibandingkan dengan sayuran dewasa, persiapan budidayanya yang lebih mudah dan kesegarannya yang tetap terjaga hingga sampai ke pihak konsumen. Microgreens ini dapat dijual sebelum dipanen karena perawatan dan budidayanya yang lebih singkat, konsumen dapat langsung membelinya tanpa menunggu masa panen. Perlu diketahui, microgreens dapat dipanen pada 14-21 hari saja.
Microgreens biasa juga disebut sebagai kecambah. Microgreens memiliki perbedaan dengan sayuran dewasa dari segi kandugan gizi. Menurut jurnal yang berjudul “studi perbandingan microgreens dengan sayuran matang”disebutkan bahwa microgreens memiliki kandungan vitamin, mineral, antioksidan dan senyawa yang jumlahnya bahkan 10 kali lipat lebih tinggi dibandikan dengan sayuran dewasa. Sementara dalam jurnal yang berjudul “manfaat anti penuaan dari microgreens” dijelaskan bahwa tingginya kandungan vitamin dan antioksidan yang terkandung dalam microgreens ini disinyalir berpotensi menghambat proses penuaan bagi lansia.

Selama ini microgreens diketahui berfungsi sebagai penghias makanan. Namun di restaurant-restaurant eropa, microgreens dijadikan sebagai bahan baku utama pada masakan, misalnya sebagai isian sandwich, pelengkap toping pada pizza, dan komponen yang penting pada spageti. Microgreens umumnya memiliki rasa yang manis, renyah, gurih, sedikit pahit dan beraroma kacang-kacangan.
Salah satu contoh tanaman yang dapat dijadikan microgreens yaitu bayam dan brokoli, seperti yang kita ketahui mengandung kandungan vitamin C yang tinggi, jika dibudidaya dengan teknik microgreens maka kandungan vitamin c nya menjadi lebih tinggi dibandingkan bayam dan brokoli dewasa.
Lalu bagaimana sih cara untuk budidaya microgreens ini?
Pertama, proses penyemaian. Anda harus menyiapkan benih, kemudian benih ditebar merata di atas media tumbuh. Media tumbuh microgreens berupa tanah yang hanya diberikan perlakuan pupuk organik misalnya pupuk organik cair ataupun pupuk kompos. Setelah benih ditebar, tutup kembali benih dengan media tumbuh.
Setelah proses penyemaian, anda harus rutin untuk melakukan pemeliharaan seperti penyiraman yang halus. Jika debit air ketika penyiraman terlalu keras, dikhawatirkan akan mengganggu perakaran benih. Penyiraman dapat dilakukan dengan menggunakan sprayer. Usahakan juga penyiraman tidak menimbulkan genangan, sebab dapat menimbulkan penyakit bagi benih.
Faktor pencahayaan juga sangat penting bahkan dapat menentukan keberhasilan budidaya microgreens. Pencahayaan dapat dilakukan dengan menempatkan benih ke tempat yang terkena matahari (Outdoor), namun usahakan gunakan peneduh seperti plastik UV. Pencahayaan juga dapat dilakukan di dalam ruangan (indoor) dengan memberikan cahaya dari lampu LED khusus agar pertumbuhan microgreens dapat maksimal.

Setelah 14 hari-21 hari, microgreens dapat dipanen dengan cara memisahkan akarnya menggunakan gunting kemudian dikemas dengan plastik yang sudah disterilkan sebelumnya. Anda juga dapat menjualnya langsung tanpa memisahkan akarnya yang bertujuan untuk menjaga kesegarannya, sesuai dengan permintaan konsumen. Kebanyakan konsumen seperti restaurant-restaurant menginginkan kesegaran microgreens tetap terjaga.
Penulis: Muhammad Fauzy Ramadhan
Sumber:
Shiela Stefani 2022, Manfaat Anti Penuaan dari Microgreens Journal of Medicine and Health (JMH) Vol. 4 No. 2
Budidaya Microgreens (Sayuran Kecil Kaya Nutrisi dan Menyehatkan) karya Dr. Mohammad Agus Salim Yayasan Lembaga Pendidikan Dan Pelatihan Multiliterasi, 2021
Nivedha (2018), Studi perbandingan microgreens dengan sayuran matang yang dicampur dengan bubuk chutney siap saji, International Journal of Food Science and Nutrition Volume 3 no 6