Mengenal Terrarium, Miniatur Ekosistem Buatan Penghias Ruangan

Terrarium adalah miniatur ekosistem buatan yang memiliki banyak fungsi, salah satunya menjadi aksesoris penghias ruangan yang dapat memanjakan mata pemiliknya. Perawatan dan pembuatannya yang cukup mudah membuat terrarium menjadi salah satu alternatif hobi dan lading bisnis.

maupa.id – Pernahkah anda mendengar istilah “Terrarium”?. Terrarium berasal dari gabungan kata latin yaitu terra yang berarti bumi atau ekosistem darat dan arium yang berarti wadah atau tempat. Terrarium adalah seni menata komponen seperti tanaman, batu, pasir dan tanah dalam satu wadah kaca. Sama halnya dengan prinsip Landscape, namun perbedaannya terletak pada luasan medianya. Biasanya, terrarium sering kali dijumpai pada tempat-tempat elegan/mewah seperti hotel. Ada beberapa fungsi dari terrarium seperti sebagai penghias ruangan sekaligus media alternatif penghilang stress, menyerap polutan dalam ruangan dan mereduksi radiasi gelombang elektromagnetik dari gawai. Terrarium juga dapat menjadi alternatif bisnis yang menguntungkan, harga dari terrarium beragam mulai dari puluhan hingga ratusan ribu rupiah.

Menurut sejarahnya dikutip dari buku berjudul “Terrarium: Taman Artistik dalam Wadah Kaca” karya  Yusniwati, Terrarium ditemukan pertama kali secara tidak sengaja oleh dokter di London Inggris bernama Nathaniel Ward pada awal tahun 1800-an. Ia secara tidak sengaja mendapati beberapa tanaman yang tumbuh dengan sendirinya, salah satunya tanaman pakis di toples yang hanya ia beri tanah. Kejadian ini membuat Ward heran, sebab ia saja tak berhasil menanam pakis di halaman rumahnya. Dari kejadian itulah Ward mulai membuat beberapa media berbahan kaca yang berisikan tanah dan tanaman.

Di Eropa, negara-negara yang memiliki musim dingin biasanya banyak warga yang membuat terrarium untuk mengisi waktu luangnya agar tidak bosan selama di rumah. Pemilihan tanaman untuk terrarium ini sendiri umumnya menggunakan tanaman yang pertumbuhannya relatif lambat dan terbilang kerdil agar menyesuaikan dengan wadah terrariumnya serta tidak berbatang.

Lihat Juga:  Waspada! BMKG Peringatkan Musim Hujan dan La Nina Terjadi Bersamaan

Jenis-jenis Terrarium

Terrarium memiliki dua jenis yaitu terrarium terbuka dan tertutup. Terrarium tertutup menggunakan kaca yang biasanya memiliki banyak model, ada yang bulat dan ada juga yang persegi. Terrarium tertutup berisikan tanaman-tanaman tropis yang umumnya butuh kelembaban dan air yang banyak. Terrarium jenis ini sangat cocok dengan tanaman-tanaman hias lokal Indonesia yang notabene membutuhkan kelembaban. Perawatan untuk jenis terrarium ini sangat mudah, cukup dengan rajin menyemprotkan air menggunakan sprayer ke dalam terrarium dan melakukan pemangkasan tanaman. Pemangkasan tanaman bertujuan agar tanaman lain di dalam ekosistem terrarium tidak terganggu dari segi kebutuhan hara dan kebutuhan cahayanya. Biasanya terrarium tertutup diletakkan di dalam ruangan karena penguapan di dalam ruangan lebih rendah dibandingkan diluar ruangan.

Contoh terrarium tertutup. Ilustrasi: Unplash.com
Contoh terrarium tertutup. Ilustrasi: Unplash.com

Terrarium terbuka hampir sama dengan terrarium tertutup yang juga menggunakan kaca ataupun wadah lainnya, namun perbedaannya hanyalah pada penempatan, pemilihan tanaman dan perawatannya. Terrarium terbuka biasanya diisi dengan tanaman yang dapat beradaptasi dengan penguapan yang lebih tinggi misalnya kaktus dan sukulen. Terrarium jenis ini kebanyakan mengadopsi konsep ekosistem gurun. Penempatan untuk terrarium jenis ini biasanya ditempatkan di luar ruangan, sebab tanaman yang digunakan dalam terrarium jenis ini membutuhkan sinar matahari yang lebih banyak dan suhu yang hangat. Jika tanaman jenis sukulen dan kaktus ditempatkan di dalam ruangan, biasanya akan mengalami pembusukan sebab teserang oleh jamur karena faktor kelembaban. Perawatan terrarium terbuka hampir sama dengan perawatan jenis terrarium tertutup, namun perbedannya pada banyaknya air yang relatif lebih sedikit dan hanya diberikan sesekali saja berbeda dengan terrarium tertutup yang harus rutin diberikan air.

Contoh terrarium terbuka yang menggunakan kaktus. Ilustrasi Unsplash.com
Contoh terrarium terbuka yang menggunakan kaktus. Ilustrasi Unsplash.com

Cara membuat

Ada beberapa alat dan bahan yang perlu disiapkan terlebih dahulu untuk membuat terrarium. Seperti sumpit besi, tanah, kompos, tanaman, wadah kaca, tisu, sendok dan beberapa altrenatif tambahan aksesoris misalnya batu zeolit, bebatuan kecil dan pasir halus. Tanah akan dicampurkan dengan kompos yang berfungsi sebagai media tanam, kemudian dimasukkan ke dalam wadah kaca. Setelah media tanam sudah siap, selanjutnya dilakukan penanaman tanaman secara hati-hati menggunakan sumpit dan sendok, usahakan agar tidak melukai perakaran tanaman. Penempatan tanaman disesuaikan dengan selera pembuat terrarium. Kemudian tambahkan pasir halus, batu zeolite jika ada dan bebatuan kecil untuk menambah nilai estetika terrarium. Jika terrarium sudah terlihat menarik, jangan lupa untuk membersihkan kaca dengan tisu dan menyemprotkan air menggunakan sprayer ke tanaman. Usahakan penyemprotan tidak sampai menimbulkan genangan, sebab genangan akan menyebabkan berbagai masalah bagi tanaman seperti serangan jamur dan patogen.

Lihat Juga:  Air Putih: Obat Segala Penyakit dalam Pandangan Sains dan Spiritualitas

Penulis: Muhammad Fauzy Ramadhan

Ilustrasi: Unsplash.com

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU

BERITA POPULER