Luwu – maupa.id – Proses pembangunan jembatan yang menghubungkan Desa Kadundung-Desa Tobarru masih berlangsung. Jembatan ini adalah salah satu akses utama menuju beberapa desa di Kecamatan Latimojong, seperti; Desa Tobarru, Rante Balla, Boneposi, Tolaju, Ulusalu, bahkan ke Kecamatan Basse Sangtempe (Bastem) Kabupaten Luwu.
Pelaksana konstruksi jembatan dan jalan ini adalah mitra PT. Masmindo Dwi Area (MDA), yaitu, PT. Piranti Jagad Raya (PT. Pijar) yang merupakan perusahaan lokal. Pimpinan PT. Pijar, Haji Marham, mengeluhkan sikap masyarakat yang terkesan mempersulit pembangunan karena mahalnya biaya kompensasi tanaman dan lahan.
Menurut Marham, Jembatan dan jalan yang sedang dibangun ini adalah untuk masyarakat juga. Bangunan ini untuk infrastruktur publik. Pihak perusahaan hanya menggunakan sebagian saja. Tapi masyarakat justru, dinilai Marham, tidak mengerti karena mengenakan harga yang mahal untuk ganti rugi tanamannya.
“Padahal, ini kan dibangun di bibir sungai. Kalau untuk infrastuktur publik itu ada aturannya. Ada Perda, ada Tim Percepatan Investasi Kabupaten Luwu yang sudah menentukan taksasi harga. Harusnya masyarakat mengikuti ini,” harap Marham.
Marham yang merupakan putra asli Cilallang, Luwu ini mengaku harus mengeluarkan dana ratusan juta rupiah untuk konvensasi lahan dan tanaman yang jauh lebih mahal dari harga taksasi yang ditetapkan pemerintah.
“Ini sampai dua ratusan, tiga ratusan juta, Pak, harus kami keluarkan untuk biaya konvensasi lahan dan tanaman yang ada di pinggir sungai. Ini sangat memberatkan kita,” keluh Marham yang telah merampungkan satu jembatan sebelumnya.

Marham juga berharap kepada media dan wartawan agar membantu menyosialisasikan tentang pentingnya investasi untuk membangun daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Luwu.
Tim maupa.id, kemudian bergegas meninggalkan warung kopi yang berada sekira 200 m dari lokasi pembangunan jembatan yang sedang dibangun PT. Pijar.
Semoga, masyarakat dan semua pihak mendukung percepatan investasi dan pembangunan di Kecamatan Latimojong. Karena menurut Camat Latimojong, Nur Agam, dalam percakapan dengan maupa.id, sulit membangun Kecamatan Latimojong jika tidak ada investasi.
Penulis: Syamsuddin Simmau
Editor: Muhammad Fauzy Ramadhan
Foto/Video: Imran Herman