PT. KWN, Mitra MDA, Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat Melalui Budidaya Nilam dan Koperasi di Luwu

Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Luwu (Pilkada Luwu) yang berlangsung pada 27/11/2024 sudah usai. Namun, tingginya angka kemiskinan masyarakat menjadi tantangan bagi Pemerintahan Luwu yang baru. Merespon persoalan kemiskinan dan pengangguran di Luwu, PT. Kusuma Wicitra Nirwana (KWN), yaitu mitra PT. Masmido Dwi Area (MDA) membuat terobosan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Luwu melalui budidaya nilam dan pembentukan koperasi. Konsultan KWN, Zamzam Nurzaman, mengisahkan kepada maupa.id November 2024.

Luwu – maupa.id – Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan (BPS Sulsel), Luwu adalah salah satu kabupaten yang termasuk dalam 5 besar tingkat kemiskinan di Sulsel. Tingkat kemiskinan urutan pertama adalah Kabupaten Pangkep sebesar 12.41%. Disusul Jeneponto, 11.82%, Enrekang, 11.25%, Luwu Utara, 11.24% dan Luwu sebanyak 11.7% (BPS, sulsel.bps.go.id, 12 September 2024).

Sementara, data BPS Luwu (luwukab.bps.go.id, diperbaharui pada 4 Juni 2024) menunjukkan, pada tahun 2023 silam, jumlah penduduk miskin di Luwu mencapai sekira 47.000 orang. Jumlah ini bukan angka sedikit. Dengan demikian, persoalan pengentasan kemiskinan di Luwu menjadi tantangan ke depan.

Merespon persoalan kemiskinan di Luwu, KWN, perusahaan mitra MDA, melakukan pemberdayaan petani dan masyarakat desa di Luwu melalui budidaya komoditi nilam dan memfasilitasi pendirian koperasi.

Menurut Konsultan KWN, Zamzam Nurzaman, pihaknya telah melakukan uji coba budidaya nilam selama satu tahun terakhir di Desa Tetekan dan Saronda Kecamatan Bajo Barat, Luwu.

“Sekarang kami membuat persemian nilam di Desa Saronda. Juga pernah di Tetekan. Persemaian ini diharapkan mampu menghasilkan bibit nilam sebanyak 50.000-60.000 batang.  Hasil pembibitan ini nanti dibagi ke lokasi yang sudah bekerja sama dengan KWN untuk pemenuhan kebutuhan bibit nilam,” Pak Zam, sapaan akrab Zamzam Nurzaman.

Lihat Juga:  Poktan Dampingan MDA Berhasil, Potensial Wisata Pendidikan

Menurut, Zamzam, komoditi nilam dipandang prospektif dibanding komoditi jagung, misalnya. Penilaian ini berdasarkan hasil demplot (lahan percontohan, red) yang telah dilakukan KWN di daerah ini.

Konsultan KWN, Zamzam Nurzaman. Foto: Dok. maupa.id
Konsultan KWN, Zamzam Nurzaman. Foto: Dok. maupa.id

“Hasil demplot yang luasnya sekitar 5 are dapat menghasilkan 7 kg minyak nilam. Harga nilam saat ini sekitar 2 jutaan, bahkan pernah mencapai 2,4 juta per kg minyak nilam. Jadi dalam satu hektar, jika tanaman subur bisa mencapai 140 kg per hektar,” urai Zamzam yang aktif melakukan pemberdayaan masyarakat ini.

Potensi nilam yang lain dibanding komoditi lainnya, jelas Zam, nilam ditanam satu kali. Kemudian panen pertama dilakukan pada umur nilam 6 bulan. Setelah 6 bulan itu, nilam bisa dipanen setiap 4 bulan selama dua tahun. Setelah itu baru ganti tanaman baru.

“Tahap awal, kita rencanakan ada 6 desa yang menjadi target budidaya nilam di Kecamatan Bajo Barat dengan target awal sekitar 5 hektar lahan,” Urai Zam yang juga ahli kehutanan ini.

Menanggapi tentang fluktuasi harga komoditi yang berpotensi merugikan petani, Zam mengatakan, perusahaannya bersedia membeli produksi minyak nilam petani berdasarkan harga minimum yang disepakati.

“Ke depan, kita mendampingi masyarakat mendirikan koperasi. Nanti, koperasi yang dikelola masyarakat inilah yang mengelola pabrik penyulingan nilam. Sehingga setiap pengelola koperasi bisa mandiri dalam pengelolaan nilamnya. Jika sudah dalam bentuk minyak atsiri, minyak nilam bisa tahan. Sehingga, jika harga turun maka minyak dapat ditampung dulu di koperasi. Nanti harganya naik lagi baru bisa dijual lagi,”kunci Zamzam Nurzaman.

Semoga budidaya nilam dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sehingga jumlah kemiskinan di Luwu dapat diturunkan. Semoga.

Penulis: Syamsuddin Simmau

Editor: Muhammad Fauzy Ramadhan

Foto/video: Imran Herman

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU

BERITA POPULER