Desa Bone Lemo, Kecamatan Bajo Barat, Kabupaten Luwu memiliki potensi budaya dan kerajinan yang unik dan luar biasa. Demikian penilaian Koordinator Desa (Kordes) Mahasiswa KKN UIN Palopo Angkatan 46, Posko 24 Desa Bone Lemo, Andi Dinda Febrianti kepada maupa.id di sela Pesta Panen dan Penutupan Festival Budaya Banua Lemo pada Minggu (20/10/2024).
Luwu – maupa.id – Koordinator Desa (Kordes) Mahasiswa KKN UIN Palopo Angkatan 46, Posko 24 Desa Bone Lemo, Andi Dinda Febrianti menjelaskan, Festival Budaya Bone Lemo menampilkan teater adaptasi dari cerita rakyat yang mengandung nilai-nilai luhur orang Luwu, khususnya Bone Lemo. Juga ada pembacaan puisi dan dongeng yang ditampilkan di festival tersebut. Menurut Dinda UIN Palopo adalah nama baru Institut Agama Islam Negri Palopo (IAIN Palopo) setelah berubah satatus menjadi universitas.
Dinda mengaku terkesan dengan kekayaan budaya masyarakat Desa Bone Lemo. Bahkan, sebagai orang Luwu asli, Andi Dinda mengaku baru mengetahui bahwa ternyata ada jenis kesenian bernama Gendang-gendang Seba.
“Potensi budaya Desa Bone Lemo sangat luar biasa. Bahkan saya sebagai orang Luwu baru menyaksikan bahwa ada kesenian yang namanya Gendang-gendang Seba. Saya baru menyaksikannya di Festival Budaya Bone Lemo di sini,” ungkap Dinda.
Nilai budaya lainnya yang menarik dari Bone Lemo, urai Dinda, adalah cerita-cerita rakyat yang mengandung nilai luhur, seperti nilai siorongngi, yaitu nilai solidaritas untuk membantu masyarakat yang sedang mengalami kesulitan hidup.

Selain potensi budaya, jelas Dinda lebih jauh, Desa Bone Lemo juga memiliki kerajinan khas yang unik dan sangat menarik, yaitu kerajinan lito. Kerajinan ini, khas produksi ibu-ibu PKK Desa Bone Lemo.
Kerajinan lito Desa Bone Lemo, menurut Dinda, bernilai ekonomis tinggi. Kerajinan lito tersaji dalam berbagai bentuk, seperti bosara’, nampan, tempat gelas minum dan lainnya.
“Harga kerajinan lito bisa mencapai ratusan ribu hingga juta rupiah karena kerajinan ini bernilai seni, buatan tangan asli dan tentu saja ramah lingkungan karena terbuat dari bahan alami yang ada di ladang warga. Hasilnya, luar biasa kreatif. Produk kerajinan ini layak kita branding,” urai Dinda.
Oleh karena itu, lanjut Dinda, mahasiswa KKN UIN Palopo Posko 24 Bone Lemo akan mengikutsertakan karajinan lito Bone Lemo pada ajang expo yang digelar di Kampus UIN Palopo nanti.
“Insya Allah, kami akan membantu branding kerajinan lito ini karena unik dan bernilai ekonomis tinggi,” kunci Kordes Mahasiswa KKN UIN Palopo Angkatan 46, Posko 24 Desa Bone Lemo, Andi Dinda Febrianti.
Penulis: Syamsuddin Simmau
Editor: Muhammad Fauzy Ramadhan
Foto/video: Imran Herman