Luwu – maupa.id – Nilai ekonomi komoditi nilam cukup menjanjikan untuk meningkatkan pendapatan petani. Walau harganya kadang fluktuatif tapi harga minyak nilam pernah mencapai antara Rp. 1,5 sampai 2,4 juta per kg. Karena itu, MDA menggandeng KWN melakukan pembibitan nilam di Desa Bone Lemo dan Desa Saronda Kecamatan Bajo Barat Kabupaten Luwu untuk meningkatkan pendapatan petani di wilayah kerja MDA.
Jurnalis maupa.id berkesempatan mengecek langsung lokasi pembibitan nilam KWN di Desa Bonelemo beberapa waktu lalu. Menurut Zamzam Nurzaman, KWN atas kerja sama dengan MDA telah mempersiapkan bibit nilam sekitar 290.000 lebih untuk petani. Bibit tersebut dapat memenuhi sekitar 29,5 hektar lahan.
“Khusus di Desa Bone Lemo ada sekitar 55.000 bibit nilam. Bibit ini siap ditanam di lahan petani mitra. Sebelumnya di Saronda dan Tetakan itu semua sudah sekitar 290.000,” jelas Zamzam, sapaan Zamzam Nurzaman.
Zamzam menjelaskan, khusus di Bonelemo, sebagian benih sudah ditanam di lahan yang dikelola KWN. Hasil nilam tersebut nantinya dibuat lagi menjadi benih untuk memenuhi kebutuhan benih di lahan petani mitra.

Berdasarkan hasil demplot KWN, jelas Zamzam, lahan demplot yang luasnya sekitar 5 are ternyata dapat menghasilkan sekitar 7 kg minyak nilam. Dengan demikian, dalam satu hektar, jika tanaman subur bisa mencapai 140 kg minyak nilam per hektar. Jika harga nilam rata-rata Rp. 2 juta per kg maka petani nilam dapat meraup omset sekitar Rp. 280.000.000 per hektar.
Nantinya, Zam menjelaskan, jika petani mitra sudah berhasil melakukan budidaya maka diharapkan mereka membentuk dan mengelola koperasi nilam. Koperasi ini diharapkan dapat melakukan penyulingan minyak nilam sendiri untuk meningkatkan nilai jual minyak nilam para anggotanya.
Tentu saja, koperasi ini, diharapkan memiliki teknologi mesin suling minyak nilam sendiri. Sehingga, anggota koperasi dapat memproduksi minyak nilam mereka sendiri. Dengan demikian, petani dapat menyimpan minyak nilamnya jika harga menjadi murah sambil menunggu harga stabil. Minyak nilam dapat disimpan lebih lama dan lebih awet dibanding daun nilam. Sehingga petani nilam dapat mengendalikan harga jika harga minyak sewaktu-waktu turun.

Penting diperhatikan bahwa komoditi nilam berkontribusi penting bagi produksi minyak atsiri Indonesia. Minyak atsiri secara umum digunakan sebagai bahan untuk memproduksi produk kosmetik, produk kesehatan dan produk parfum. Minyak atsiri Indonesia menurut Marizha Nurcahyani dan Siti Sabrina Salqaura dalam jurnal Agrifo volume 8 No.1 tahun 2023, memiliki keunggulan daya saing kompetitif. Indonesia memiliki tingkat spesialisasi yang tinggi dalam memproduksi dan ekspor minyak atsiri di dunia.
Berdasarkan artikel Nurchayani dan Salqaura (2023), keduanya adalah akademisi Fakultas Pertanian Univesitas Medan Area, dalam Jurnal Agrifo, negara tujuan ekspor minyak atsiri Indonesia adalah Prancis, China, India dan Amerika Serikat.
Dengan demikian, rencana pengembangan komoditas nilam di Desa Bonelemo dan Saronda, Kecamatan Bajo Barat, Kabupaten Luwu adalah wilayah jalur logistik MDA. Budidaya nilam di daerah ini mendapat dukungan pembibitan dari MDA bekerja sama dengan KWN. Budidaya nilam ini dinilai strategis untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Semoga.
Penulis: Syamsuddin Simmau
Editor: Muhammad Fauzy Ramadhan