Parepare, Maupa.id – Kamis malam yang riuh di Auditorium Kampus V UNM Parepare. Saat puluhan mahasiswa PGSD UNM Parepare bersama-sama menonton film yang mereka buat sendiri. Total ada 5 film yang diputar malam itu. Film-film ini dibuat sebagai penyelesaian mata kuliah Pengembangan Konsep Bahasa Indonesia.
Beberapa mata kuliah di PGSD UNM dikemas dengan model perkaryaan, dimana mahasiswa secara berkelompok diberi tugas menciptakan satu karya sesuai dengan fokus pembelajaran. Misalnya, untuk mata kuliah seni rupa, mahasiswa membuat karya seni dalam bentuk 3 dimensi, baik berupa patung maupun diorama yang dipajang di beberapa titik di sekitar lokasi acara. Sedang beberapa lainnya yang mengajar kesenian di beberapa sekolah dasar di Parepare memberi pengajaran kepada siswa SD terkait menggambar secara kreatif, tanpa pakem yang baku. Hasil gambar para pelajar SD ini ditampilkan di sudut tembok dalam aula.

Kegiatan ini disebut UNM Fest, event rutin tahunan yang diinisasi oleh mahasiswa. UNM Fest telah memasuki tahun kedua. Ide awal kegiatan ini merupakan hasil cerita lepas dosen bersama mahasiswa untuk membuat satu model final mata kuliah yang lebih menyenangkan. Adalah Gazali, seorang dosen kesenian di PGSD Parepare yang punya andil besar menginisasi acara ini. Bagi Gazali, kesenian merupakan aktivitas yang melatih kreatifitas dan daya imajinasi manusia. Selain itu, seni menjadi media mengekspresikan diri, perasaan dan ide.
“kurang lebih ada 10-an SD yang mereka tempati mengajar, tapi tetap ada karyanya mahasiswa. Jadi setidaknya mereka sudah tahu berekspresi, menuangkan ide dalam bentuk visual. Karena jatuhnya mereka nanti mengajar dan berani mengeluarkan idenya dalam bentuk visual. Karena guru seni tidak hanya terbatas ruang ekspresinya tapi lebih banyak menggunakan media lain, tidak membatasi siswa berkreasi dan lebih berani mengeksplor kesenian dan membuatnya menyenangkan,” tuturnya.

Baginya ada stagnasi kesenian di sekolah yang terjadi selama ini. Dia mencontohkan gambar pemandangan yang menjadi gambar pemungkas di setiap gambar siswa dari jaman dulu. Karena itu, pada gelar karya ini, siswa SD membuat gambar apapun yang ada diimajinasi mereka dengan beragam media gambar. Ada yang menggunakan cat minyak, spidol, manik-manik hingga barang bekas.
Febri Annisa, mahasiswa PGSD yang saat ini menjadi ketua panitia UNM Fest Vol.2 terlihat begitu bersemangat ketika kami menemuinya di lokasi. Febri-lah yang berinisiatif menawarkan diri menjadi ketua di acara ini. Lebih lanjut ia menjelaskan,

“Ada 5 mata kuliah yang kolaborasi, ada seni musik, public speaking, film untuk mata kuliah Pengembangan Konsep Bahasa Indonesia, seni rupa sama konsep dasar seni. Kegiatan kolaborasi ini dilakukan karena inisiatifnya dosen. UNM Fest Vol.2 diadakan 5 hari sampai hari minggu,” tutup Febri.
Febri berharap kegiatan ini akan berlanjut di tahun-tahun berikutnya dengan melibatkan lebih banyak lagi kelas sehingga akan semakin semarak. UNM Fest masih akan berlangsung hingga Sabtu (17/5). Ada beberapa rangkaian yang akan ditampilkan seperti penampilan musik kontemporer, pameran dan UNM Fest award yang ditujukan untuk para penampil yang telah ambil bagian baik untuk film, pameran dan musik.

Penulis: Azwar Radhif
Editor: Muhammad Fauzy Ramadhan