Hari cerah, 6 Agustus 2024. Sisa banjir bandang pada Mei 2024 lalu masih tampak nyata. Air Sungai Lekkopini di Desa Bone Lemo, Kecamatan Bajo Barat, Kabupaten Luwu tampak masih keruh. Sungai di Bone Lemo ini adalah bagian dari Sungai Suso. Terjadi pendangkalan di Sungai ini.
Luwu – maupa.id – Saya memandang Sungai Lekkopini, di Bone Lemo, dari arah kiri jika kita melalui jembatan Lekkopini menuju ke kantor Desa Bone Lemo. Terdapat bendung rendah, semacam penahan arus air, yang rendah di sungai ini.
Pandangan saya menyusuri aliran sungai. Di beberapa titik tampak tumpukan sedimen (penumpukan material batu dan pasir). Beberapa pokok-pokok kayu yang terbawa arus banjir juga masih tampak di pinggir bantaran sungai.
Dari kejauhan, tampak alat berat excavator sedang menggali di tengah sungai yang semakin dangkal. Tumpukan pasir dan bebatuan terhampar seperti delta di tengah sungai.

Saya dan tim, menuju ke arah alat berat yang beroperasi di tengah sungai itu. Tampaknya, lokasi ini adalah perbatasan antara Desa Rumaju dan Sampeang. Ketika tiba di tempat excavator yang menggali, saya menyaksikan truk pengangkut pasir turun langsung ke sungai dan segera diisi pasir oleh excavator. Tampaknya lokasi ini adalah lokasi tambang golongan C yang ada di Desa Rumaju.
Nyata, pendangkalan terjadi di Sungai Lekkopini, yang merupakan bagian Sungai Suso. Selain pendangkalan, bantaran sungai juga sudah hampir rata dengan aliran air sungai saat ini. Tinggi bantaran sungai kira-kira setinggi paha orang dewasa. Bagian Sungai Suso ini disebut juga Sungai Bajo.

Demikianlah, menjelang sore, kami beranjak. Dari kejauhan beberapa puncak pegunungan berselimut awan. Semoga saja ada upaya serius untuk memulihkan sungai ini. Jika tidak maka akan banjir setiap terjadi hujan.
Penulis: Syamsuddin Simmau
Editor: Muhammad Fauzy Ramadhan
Foto/videografer: Adyanto K. & Imran Herman