Mengubah Mindset Masyarakat Melalui Bank Sampah

Camat Ujung Kota Parepare, Muhammad Yusuf Azis telah terjun pada pengelolaan bank sampah sejak Tahun 2015. Ia sukses dengan program tersebut. Ia menghimbau agar program bank sampah bisa ada di setiap kelurahan Kota parepare.

Parepare,- Maupa.id – Camat Ujung Kota Parepare, Muhammad Yusuf Azis menghadiri diskusi dan penyuluhan bank sampah pagi ini (Selasa, 18 Februari 2025). Diskusi dan penyuluhan tersebut merupakan hasil kolaborasi dari BPD Hipmi Sulsel dan Bumi Lestari. Diskusi dan penyuluhan tersebut berlangsung di Rumah lestari, Ujung Sabbang.

Camat Ujung menceritakan kiprahnya dalam pengelolaan bank sampah sejak Tahun 2015. Ia masih menjabat sebagai Lurah Kelurahan Labukkang kala itu. Kelurahan Labukkang terpilih menjadi wakil kota Parepare untuk ikut serta dalam lomba inovasi se-Sulawesi Selatan. Bank sampah yang ia inisiasi pada waktu itu bertahan hingga sekarang dan termasuk salah satu program bank sampah yang sukses.

Ia menceritakan tantangan pertama pada waktu itu adalah sarana serta prasarana. “Kendalanya teman-teman kelurahan itu lokasi yang tidak ada, tetapi di Kelurahan Labukkang itu ada lokasi di belakang kantor, inilah yang kami bentuk bank sampah” Ujar Camat Ujung tersebut. Setelah mendapatkan tempat pengelolaan bank sampah, ia kemudian mencari pengepul sampah yang akan menjadi penadah sampah dari bank sampah. Ia berhasil mencapai suatu kontrak kerja sama berupa penetapan harga sampah dan sistem penjemputan sampah setiap sebulan sekali. Kontrak kerja sama tersebut menghasilkan sebuah program yang Ia namakan sebagai “program menabung”. Masyarakat menabung uang hasil penjualan sampah dan akan dibayarkan sebulan sekali.

Faisal Baso (Pegiat Bank Sampah), Muhammad Yusuf Azis (Camat Ujung), Syahrani Said (Moderator, Bumi Lestari). Dok: Ilham Alfais
Faisal Baso (Pegiat Bank Sampah), Muhammad Yusuf Azis (Camat Ujung), Syahrani Said (Moderator, Bumi Lestari). Dok: Ilham Alfais

Program kedua dari bank sampah yang ia cetuskan adalah ”sekret”. Sekret merupakan akronim dari sistem kredit. Ia mengakui bahwa modal awal dari sistem kredit tersebut adalah bantuan dari Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo yang masih menjabat pada saat itu. Sistem Kredit tersebut berupa pinjaman kepada masyarakat yang tidak mampu di Kelurahan Labukkang dan dibayarkan dengan sampah. Maksimal pinjaman pada waktu itu adalah sebesar Rp. 500.000 (Lima Ratus Ribu Rupiah). Rentang waktu pinjaman tersebut ada dua macam yaitu jangka pendek dan jangka panjang. Jangka pendek selama tiga bulan dan jangka panjang selama lima bulan.

Lihat Juga:  Keren, KLHK dan IHI Tanam 200 Pohon Kayu Hitam Bersama Generasi Muda

Camat Ujung Parepare melihat bank sampah dapat mengubah mindset masyarakat dalam melihat sampah. Ia memperkenalkan tag line bank sampahnya yaitu “LISU”. Lisu merupakan akronim dari lihat sampah uang. Pengubahan mindset tersebut ia anggap tidak hanya dalam hal ekonomi tetapi juga memberikan dampak sosial dan lingkungan. “ini (bank sampah) membuka lapangan kerja. Terus yang kedua tidak secara langsung kita menjaga kebersihan lingkungan di wilayah kita” Ujarnya.

Camat Parepare mengharapkan seluruh kelurahan baik di Kecamatan Ujung maupun Kecamatan Lainnya untuk membuat dan aktif mengelola bank sampah seperti di Kelurahan Labukkang yang masih eksis sampai sekarang. Ia mengharapkan penyuluhan terus-menerus dilakukan dan menjangkau skala RT/RW. Intervensi pemerintah juga penting agar pengelolaan bank sampah menjadi lebih baik.

Penulis: Ilham Alfais
Editor: Muhammad Fauzy Ramadhan

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU

BERITA POPULER