Masyarakat mengharapkan Dinas Sosial Kota Parepare lebih memperhatikanĀ Monumen Korban 40000 Jiwa Bacukiki. Perlu menghidupkan kembali wisata sejarah untuk generasi yang akan datang.
Parepare, – Maupa.id – Tim Maupa.id pada kesempatan ini mengunjungi salah satu monumen yang ada di Kota Parepare. Monumen tersebut adalah Monumen Korban 40000 jiwa yang terletak di kelurahan Wattang Bacukiki, Kecamatan Bacukiki, Kota Parepare. Monumen ini menghadap di Jalan Lingkar Jendral Moh. Yusuf, sedangkan sisi kirinya terdapat Jalan Bacukiki Raya.
Bentuk dari monumen ini sungguh sangat sederhana, di gerbang depan tertulis Monumen Korban 40000 Jiwa beserta letak administrasinya. Bagian dalam terdapat halaman dan pada tengah halaman terdapat tugu bambu runcing. Di belakang tugu itu terdapat tembok yang bertuliskanĀ 21 nama korban tragedi Korban 40000 jiwa.
Kondisi monumen ini sangat memprihatinkan seperti tidak terawat. Kerusakannya dapat dilihat di pagar depan dan pagar samping yang telah hilang. Bukan hanya kerusakan pagar penampakan monumen ini nampak sangat lusuh karena lumut tumbuh dimana-mana. Menurut keterangan pejabat setempat bahwa kerusakan tersebut diakibatkan banjir yang terjadi pada Tahun 2022 dan belum ada perbaikan hingga sekarang. “Monumen ini sangat penting untuk sejarah, untuk perawatannya diharapkan Dinas Sosial (Kota Parepare) lebih memperhatikan” Ujar Baharuddin, Ketua Rukun Warga (RW) 02 Kelurahan Wattang Bacukiki.
Baharuddin lebih lanjut menjelaskan bahwa daerah tersebut memang sering terjadi banjir. Banjir juga terjadi Desember 2024 lalu dimana air berhasil masuk menggenangi pemukiman dan fasilitas umum seperti mesjid dan monumen. Karena itulah kondisi monumen menjadi cukup memprihatinkan. Baharuddin juga berharap agar persoalan banjir dapat ditemukan solusinya.
Baharuddin menjelaskan bahwa terkadang masyarakat bergotong royong membersihkan, utamanya menjelang peringatan Hari Korban 40000 jiwa. Masyarakat Sulawesi Selatan bersepakat memperingati peristiwa tersebut pada tanggal 11 Desember. Masyarakat Kota Parepare sendiri biasanya melakukan upacara di Monumen Korban 40000 Jiwa Kelurahan Ujung Sabbang. Setelah upacara, masyarakat melanjutkannya dengan ziarah ke monumen lainnya termasuk monumen Korban 40000 Jiwa Bacukiki.
“Monumen ini sangat penting untuk sejarah, sejarah itu tidak boleh dihapuskan, tidak boleh diabaikan begitu saja” tegas Baharuddin. Monumen ini harus kembali dihidupkan sebagai kawasan wisata sejarah sebab tempat dibangunnya itu adalah tempat penembakan 21 korban yang tertulis namanya dalam prasasti monumen. Tempat tersebut telah menjadi saksi sejarah kekejaman Raymon Westerling pada periode konflik 1946-1947 di Sulawesi Selatan. Peristiwa tersebut dapat menjadi acuan akan kecintaan pada tanah air yang pada akhirnya menumbuhkan semangat membangun bangsa ini, terkhususnya Kota Parepare.
Penulis: Ilham Alfais
Editor: Muhammad Fauzy Ramadhan