Klub Baca Sampan Bahas Buku Sawerigading Datang dari Laut Karya Faisal Oddang

Sampan Institute kembali menggelar Klub Baca Sampan Vol. 16. Kegiatan ini berlangsung pada 29 April kemarin di Setangkai Bunga Makka. Mengangkat buku kumpulan cerita pendek berjudul “Sawerigading Datang Dari Laut” karya Faisal Oddang.

Parepare, – Maupa.id – Klub Baca Sampan kembali digelar, kali ini buku yang dibicarakan berjudul “Sawerigading Datang Dari Laut”, buku kumpulan cerita pendek karya penulis kelahiran Wajo, Faisal Oddang. Kegiatan ini diadakan di Setangkai Bunga Makka pada Selasa, 29 April kemarin. Klub Baca Sampan merupakan diskusi buku rutin yang diadakan setiap bulan oleh Sampan Institute.

Turut hadir sebagai penutur cerita, Azwar Radhif seorang pegiat buku dan pengelola Toko Buku Interaksi yang membahas pengalaman membaca buku Sawerigading Datang dari Laut. Didampingi langsung oleh Ilham Mustamin, Direktur Sampan Instute yang menjadi moderator pada klub baca kali ini. Kegiatan ini dihadiri oleh puluhan pegiat buku yang berasal dari beragam komunitas dan latar belakang pekerjaan. Sehingga meramaikan bawah kolong rumah kayu yang difungsikan sebagai ruang komunitas.

Kegiatan ini dibuka oleh Ilham Mustamin yang menjelaskan secara umum apa dan bagaimana klub baca Sampan. Klub Baca telah memasuki pekan ke-16, sejak Januari tahun lalu. Sampan Institute sebagai penyelenggara memberi keleluasaan kepada penutur untuk memilih buku, selama layak untuk dibincangkan, sebagaimana slogan klub Baca Sampan “berbagi hal benar dan enak didengar”.

Azwar Radhif (kiri) penutur dan Ilham Mustamin (kanan) moderator. Dok: Cidd
Azwar Radhif (kiri) penutur dan Ilham Mustamin (kanan) moderator. Dok: Cidd

Azwar memulai diskusi dengan menjelaskan hal apa yang ia tangkap dari buku ini. Secara keseluruhan ada 16 cerita pendek yang ditulis oleh Faisal Oddang. Semuanya menceritakan peristiwa sejarah yang berlatar di beberapa daerah di Sulawesi Selatan. Menurutnya apa yang membuat buku ini menarik adalah upaya penulisnya menceritakan peristiwa sejarah yang dekat dari kita, ditengah arus informasi yang melimpah yang kadang membuat kita tidak mengetahui peristiwa ini.

“yang membuatnya menarik bagi saya adalah upaya Faisal Oddang menarasikan peristiwa sejarah dengan pendekatan fiksi yang membuat pembacanya begitu emosional. Tidak banyak buku cerita yang bisa kita temukan di perpustakaan yang membahas sejarah Sulawesi Selatan. Terlebih lagi, di masa SD-SMP dulu, kita lebih banyak disuguhkan dengan sejarah di luar sulawesi, lantaran buku bahan ajar yang kita pakai tidak dibuat dan ditulis oleh Penulis Sulawesi, tidak salah, hanya saja secara porsi sebaiknya yang dekat dari kita” ujarnya.

Lihat Juga:  Perang Kota, Film Adaptasi Novel Mochtar Lubis "Jalan Tak Ada Ujung"
Peserta forum sedang menyimak penutur. Dok: Cidd
Peserta forum sedang menyimak penutur. Dok: Cidd

Azwar kemudian menceritakan beberapa cerpen yang menurutnya begitu berkesan, seperti “Mengapa Mereka Berdoa kepada Pohon” yang menceritakan seorang guru mengaji yang berjuang melawan pasukan KNIL/DST atau lazimnya dikenal dengan Westerling, kejadian ini berlatar di Bacukiki Parepare yang mengangkat cerita pembantaian 40.000 jiwa. Juga cerpen “Orang Selatan Harus Mati Malam itu”, kisah persekusi orang Tolotang, masyarakat adat di Sidrap yang diberangus oleh Gerilyawan dan dipaksa memilih agama resmi oleh tentara negara. Hampir semua cerpen di buku ini mengisahkan cerita cinta sepasang kekasih yang tidak berakhir bahagia.

Kegiatan kemudian berlanjut dengan sesi diskusi ‘tanya-jawab’ dari peserta forum. Beberapa peserta forum juga turut berbicara, Seperti Resy, mahasiswa IAIN yang menyambut cerpen yang membahas adat Toraja. Menurutnya tradisi ‘Rambu Solo’ disesuaikan dengan strata dan kemampuan ekonomi keluarga yang berkabung. Kemudian Alfian Diro Damis yang mempunyai keresahan soal peristiwa sejarah yang dekat tapi terasa jauh dari kita.

Suasana Klub Baca Sampan Vol. 16. Dok: Cidd
Suasana Klub Baca Sampan Vol. 16. Dok: Cidd

Tak terasa 2 jam lebih diskusi berjalan, peserta kian banyak yang datang dan menyimak tanggapan demi tanggapan peserta forum. Namun meski begitu, mengingat waktu yang sudah terlalu larut, moderatorpun meminta izin untuk menutup diskusi. Sekaligus menyampaikan informasi Klub baca berikutnya akan diadakan di minggu terakhir bulan Mei, dengan kawan Sonade yang akan mengobrolkan buku Sang Alkemis karya Paulo Coelho.

Penulis: Tim Parepare
Editor: Muhammad Fauzy Ramadhan

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU

BERITA POPULER