Parepare, Maupa.id – Balai Bahasa Wilayah IX daerah Sulawesi Selatan menggelar kegiatan pendampingan komunitas penggerak Literasi di perpustakaan umum parepare. Kegiatan ini dilaksanakan Rabu (3/6) kemarin, diikuti oleh 10 perwakilan komunitas yang diundang khusus. Kegiatan ini bertujuan untuk memfasilitasi komunitas Literasi di Parepare untuk ikut ambil bagian dalam kegiatan ini.
Suharyanto, Ketua ZI WBK Balai Bahasa Sulsel dalam sambutannya menyebut kegiatan ini untuk memberdayakan sekaligus meningkatkan kualitas komunitas literasi agar dapat berkembang secara mandiri dan meningkatkan keterampilannya mengelola kegiatan literasi.
“Bantuan pemerintah ini untuk mendukung gerakan yang teman-teman lakukan, sekaligus agar dapat meningkatkan daya jangkau program kepada masyarakat luas dan mendorong kegiatan yang lebih inklusif”, ujarnya.
Senada dengan ini, Muh. Rasdy Gery selaku Kabid Pengolahan dan Layanan Perpustakaan mengapresiasi langkah balai bahasa. Baginya bantuan ini akan sangat berguna bila komunitas memanfaatkannya dengan baik.
Sebelumnya, di tahun kemarin ada dua komunitas Parepare yang mendapatkan bantuan pemerintah, yakni Sampan Institute dan Rumah Puisi. Masing-masing mengadakan program sesuai dengan fokus komunitas, Rumah Puisi dengan seni pertunjukan dan Sampan dengan pameran diorama, riset dan menerbitkan karya berupa buku yang merangkum hasil riset peserta kegiatan “pergi bertanya, pulang bercerita”.

Selepas pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh perwakilan balai bahasa, Suharyanto. Selama lebih 3 jam, beliau menjelaskan apa-apa saja langkah dan urgensi komunitas menjemput bantuan ini.
Fajriani, selaku pendiri Teras Baca Fani, salah satu komunitas yang mengikuti kegiatan mengaku sangat terbantu dengan kegiatan ini. Dirinya pun segera mengkonsolidasikan dengan pengurus komunitas untuk mengambil bagian dalam program Banpem Literasi.
“Dengan adanya Banpem, ide-ide yang belum terealisasikan dalam bentuk kerja-kerja nyata itu bisa terealisasikan, selain itu, bisa menciptakan kolaborasi dengan komunitas karena dengan semakin banyaknya yang terlibat maka semakin mempercepat proses pencapaian tujuan dan langkah kita semakin jauh,” tutur penggerak literasi sekaligus pengajar ini.
Bantuan fasilitasi dan pembinaan bagi Komunitas Literasi 2025 ini masih di tahap pendaftaran dan unggah berkas sampai tanggal 13 Juni. Selepas itu, pihak penyelenggara akan memilik draft proposal yang layak diberikan bantuan dana sebesar Rp 50.000.000 kepada 100 komunitas terpilih.
Penulis: Azwar Radhif
Editor: Muhammad Fauzy Ramadhan