“Coastal Lab Anak Nelayan: Upaya Unhas Bangun Ruang Belajar Kreatif dan Ekologis di Pesisir Barru”

"Coastal Lab Anak Nelayan: Belajar, Berkarya, Melestarikan" adalah upaya pengabdian civitas akademik yang diadakan oleh Universitas Hasanuddin. Bertempat di Desa Lasitae, Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Bertujuan mengedukasi sekaligus menggabungkan pengekpresian seni anak-anak nelayan

Barru – Maupa.id – Tim dosen dan mahasiswa dari Universitas Hasanuddin memulai kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk “Coastal Lab Anak Nelayan: Belajar, Berkarya, Melestarikan” di Desa Lasitae, Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Kegiatan ini dirancang sebagai model laboratorium sosial pesisir yang menggabungkan edukasi literasi, ekspresi seni, dan kesadaran lingkungan bagi anak-anak nelayan usia 7–15 tahun.

Program ini dipimpin oleh Musrayani Usman, S.Sos., M.Si., (Sosiologi) bersama tim lintas disiplin seperti Ainun Jariah Yusuf (Ilmu Komunikasi), Andi Annisar Dzati Iffah (Ilmu Perikanan), serta mahasiswa Unhas. Turut berkontribusi sebagai mitra akademik dari luar universitas, Mario dari Universitas Negeri Makassar (UNM).

Kegiatan perdana yang dimulai Juni 2025 ini, tim menggelar Kelas Baca Interaktif di pendopo pantai Desa Lasitae. Anak-anak diajak membaca buku cerita bergambar bertema pesisir, didampingi relawan mahasiswa yang memfasilitasi diskusi kosa kata dan nilai-nilai lokal. Sebagai langkah lanjutan, akan didirikan Coastal Learning dengan rak buku dan karpet belajar untuk kegiatan rutin.

Foto bersama Mahasiswa, Dosen dan Masyarakat dalam acara Coastal Lab Anak Nelayan. Dok: Panitia
Foto bersama Mahasiswa, Dosen dan Masyarakat dalam acara Coastal Lab Anak Nelayan. Dok: Panitia

Selain literasi, Coastal Lab juga akan menggelar workshop seni bulanan dan pameran karya anak yang menampilkan mural, gambar, serta kerajinan dari barang bekas. Pada aspek lingkungan, anak-anak akan dilibatkan dalam edukasi konservasi laut, eksperimen sederhana tentang sampah tenggelam-mengapung, hingga pembentukan bank sampah mini. Program ini bertujuan menumbuhkan kesadaran ekologis dan praktik pemilahan sampah sejak dini.

Uniknya, metode peer-learning juga diterapkan. Anak-anak yang lebih tua akan membimbing adik-adiknya dalam sesi sore Coastal Lab, sehingga tercipta jejaring belajar kolaboratif di antara anak-anak pesisir.

Kegiatan ini didukung oleh Pemerintah Desa Lasitae, tokoh masyarakat setempat, dengan komitmen untuk menjadikan Coastal Lab sebagai ruang belajar berkelanjutan. Dengan dukungan LPPM Universitas Hasanuddin, Coastal Lab menjadi inisiatif yang mengintegrasikan sains, seni, dan sosial secara konkret dan aplikatif. Diharapkan, model ini dapat direplikasi di desa pesisir lainnya di Indonesia untuk memperkuat pembangunan manusia yang inklusif dan berkelanjutan.

Lihat Juga:  Antoine Moses, Pemuda Kanada Pecahkan Rekor Internasional Menanam 23.060 Pohon dalam 24 jam

Penulis: Musrayani Usman
Editor: Muhammad Fauzy Ramadhan

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU

BERITA POPULER